DAERAHPEMBANGUNANPENDIDIKANSERBA-SERBI

Menguak Perjuangan Raden Hamzah Dalam Perjuangan Rakyat Jambi Yang Terlupakan

Jambi, Mediator

Bertemu dan berbincang dengan Ujang Hariadi, Pemerhati Sejarah mengatakan, bahwasannya ada satu keluarga bangsawan masa kesultanan Jambi yang berjuang membantu Sultan Taha dalam menghadapi kolonialisme Belanda yaitu Raden Hamzah. Perjuangan Raden Hamzah tidak dilakukan sendirian tetapi mengikuti perjuangan ayahandanya yang didukung secara langsung oleh kakak, dan adik-adiknya.

Perjuangan Raden Hamzah sekeluarga berhubungan erat dengan perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Taha Saifuddin dalam menghadapi kolonialisme Belanda. Perlawanan Sultan Taha didukung oleh para bangsawan dan tokoh masyarakat, sehingga perlawanan atau perjuangan itu dikenal juga sebagai perjuangan para anak-anak raja.

Perjuangan para anak-anak raja dimulai saat istana Sultan Thaha Saifuddin diserang pada tahun 1858 dan dikuasai oleh Belanda. Sultan bersama pengikutnya menyingkir dan bergerilya ke daerah hulu. Diantara anak-anak raja yang berjuang mendampingi Sultan Taha dalam menghadapi Belanda adalah Pangeran Ojoet atau Raden Abdullah Kartawijaya yang bergelar Pangeran Puspo Jayaningrat yang dalam kekerabatan adalah keponakan Sultan Taha Saifuddin.

Pangeran Puspo Jayaningrat pernah menjabat sebagai Perdana Menteri / Pangeran Ratu. Selama perjuangan Pangeran Puspo Jayaningrat juga diikuti oleh anak-anaknya yaitu Raden Ahmad, Raden Hamzah, Raden Syafe’i (Raden Pamuk Kecil) dan Ratu Mas Rafi’ah beserta suaminya Raden Pamuk. Pangeran Puspo Jayaningrat dalam perjuangannya gugur ditembak Belanda di Rantau Ikil (Jujuhan) dan dimakamkan di Pijoan. Perjuangan beliau dilanjutkan oleh ke empat orang anaknya yang terus bergerilya di daerah Tebo Hulu dan sampai ke daerah Lubuk Mengkuang Bungo. Salah seorang anak Pangeran Puspo Jayaningrat yaitu Raden Hamzah selain Raden Mat Tahir menjadi salah seorang pejuang yang paling dicari oleh Belanda.

Ratumas Rafi”ah (Adik Raden Hamzah yang Berjuang Bersama Raden Hamzah. (Foto: Kelurga)

Bukti Dokumen Belanda tentang Raden Hamzah
Dalam penelusuran dokumen tentang perjuangan Raden Hamzah di temukan bukti yang didapatkan dari koran Belanda yang terbit tahun 1905 dan 1906 diberitakan tentang pencarian Raden Hamzah oleh Belanda secara masiv dan terus menerus telah dimulai semenjak tahun 1905 setahun setelah gugurnya Sultan Taha.
Berita wilayah Tebo “Pada Tahun 1905 penduduk wilayah ini berkali-kali kena sangsi karena tidak mau bekerjasama dengan Belanda, dan merintangi penangkapan para bangsawan dan pengikutnya diwilayah Tebo Hulu”
Berita dari Patroli Belanda bulan September 1905 menyebutkan bahwa ”Raden Hamzah tinggal sementara di sebelah barat batang-asam. Raden Mamat dengan 30 orang pengikutnya pada malam 29 menuju 30 September berada di Sungai Mancur, dan pada hari berikutnya mereka bergerak melintasi Tebeq (Tabek) panjang (Tebo) kemungkinan bergerak menuju Kibul”.

Koran Belanda hetnieuws van den dag voor Nederlandsch-indie pada 02 November 1906 juga menulis “Residen Jambi mengirim kabar bahwa ditemukannya persembunyian di Tebo Hulu oleh marsose yang sedang berpatroli dipimpin oleh kapiten Darlang. Raden Hamzah dilumpuhkan, secara tidak sengaja ditemukan juga kedua istrinya. Saudara laki-lakinya Raden Pie-ie atau Raden Pamuq Kecil, disamping itu juga terdapat 5 orang pengikutnya. Disamping itu ada yang lolos dari pengejaran marsose, yaitu Raden Pamuq yang melarikan diri dalam keadaan terluka berat, dan didalam pelarian Raden Pamuq disertai 5 orang para pengikutnya. Dan dari Belanda tidak mengalami kerugian apapun”.

Menurut keterangan dari keluarga dan cerita .masyarakat, di Dusun Tuo Lubuk Mengkuang Bungo, Raden Hamzah dan Raden Syafi’i di tangkap dan disiksa hingga gugur dan di kebumikan didekat markas Belanda. Sebagai penghormatan atas perjuangan beliau nama Raden Hamzah di abadikan menjadi nama lapangan sepak bola dan nama jalan.

Makam Raden Hamzah dan Raden Syafii ( Raden Pamuk Kecil ) yang tidak ada nisan dan penanda. (Foto: Keluarga)

Pada bulan Maret Tahun 2002, saat Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin berkunjung ke Dusun Tuo Lubuk Mengkuang-Bungo ada usulan untuk mengangkat Raden Hamzah dan Raden Mat Taher untuk di jadikan Pahlawan Nasional. Salah seorang diantaranya telah jadi pahlawan Nasional yaitu Raden Mat Taher. Sedangkan Raden Hamzah belum, dan sampai mana prosesnya belum diketahui.

Mengingatkan kembali karena masih dalam suasana Ulang Tahun Jambi ke 68, kita berharap Gubernur Terpilih Haris-Sani dapat mewujudkan Pejuang Rakyat Jambi Raden Hamzah untuk jadi Pahlawan Nasional mengingat jasa-jasanya dalam membela Jambi bersama Rakyat dari pendudukan kolonial Belanda, ujar Ujang Hariadi menutup pembicaraan.

(SULTAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *