Ekonomi Jambi Tumbuh 4,78 Persen, Sektor Transportasi dan Pergudangan Jadi Pendorong Utama
Jambi, Mediator
Ekonomi Jambi menunjukkan tren positif pada semester I-2025, dengan pertumbuhan sebesar 4,78 persen secara tahunan (c-to-c) dibandingkan semester I-2024. Hal ini disampaikan Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo, dalam rilis resmi yang dikutip pada Selasa (5/8/2025).
Menurut Agus, pertumbuhan ini merupakan hasil dari kontribusi berbagai sektor yang mengalami peningkatan kinerja, baik dari sisi produksi maupun pengeluaran. “Pertumbuhan ekonomi Jambi hingga semester I-2025 ditopang oleh kenaikan kinerja di berbagai sektor, terutama Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 11,06 persen. Ini mencerminkan pemulihan aktivitas logistik dan mobilitas pasca pandemi,” jelas Agus.
Sementara itu ada dua sektor pendukung pertumbuhan ekonomi yaitu, pertama Transportasi dan Pergudangan, Sektor ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jambi, dengan pertumbuhan sebesar 11,06 persen. Kedua, Informasi dan Komunikasi, Sektor ini mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 12,68 persen, disusul Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,36 persen.
Kemudian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2025 tercatat sebesar Rp87,25 triliun. Sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp46,35 triliun. Jika dilihat secara tahunan (y-on-y), ekonomi Jambi pada triwulan II-2025 tumbuh 4,99 persen dibanding triwulan II-2024.
Agus menambahkan, struktur perekonomian Jambi pada triwulan II-2025 masih didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 34,50 persen terhadap total PDRB. “Selain pertanian, sektor perdagangan, pertambangan, dan industri pengolahan juga memberikan kontribusi signifikan terhadap struktur PDRB Jambi. Keempat sektor ini menyumbang lebih dari 70 persen total PDRB,” paparnya.
Meski mayoritas sektor mengalami pertumbuhan, dua sektor mengalami kontraksi pada semester I-2025, yakni Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang turun 3,39 persen, serta Konstruksi yang turun 1,40 persen. “Kami akan terus mencermati dinamika kedua sektor ini dan melihat apakah tren kontraksi akan berlanjut pada semester berikutnya,” pungkas Agus. (*)