In Memoriam SINTA APRIANI
Cuaca mendung diselimuti kabut asap sekira pukul 16:45, Minggu, 1 Oktober 2023 mengantar kepergian Sinta Apriani, SH menuju keharibaanNYA. Perempuan yang telah lebih dari dua dekade mengabdikan diri didunia Jurnalis itu, harus istirahat dalam tenang untuk selama selamanya.
Ibu satu anak yang terakhir menjabat sebagai Direktur Pemberitaan Surat Kabar Mediator itu, kembali ke Sang Khalik setelah 3 bulan melawan penyakit liver yang telah lama diidapnya.
Selama 25 tahun menjadi Jurnalis, Ibu Sinta (biasa disapa-red), telah banyak mewarnai dunia kewartawanan di Jambi. Sebelum mendirikan Surat Kabar Harian Mediator, Puteri ke-17 dari 18 bersaudara buah pasangan H. Tajuddin Noor dan Hj. Janibah Jamin ini sebelumnya berkarir di Surat Kabar Sinar Jambi Baru, sejak medio tahun 1999.
Disana pula, dia menemukan tambatan hatinya, Nanang Sugianto, SH yang lebih dulu berkarir dimedia tersebut dan menjabat sebagai Redaktur Pelaksana. Seiring dengan terbukanya keran kebebasan Pers, pada Mei 2003, keduanya bersama Hj Mustika Ariani Ningsih, Isroq Virgunawan, Swastika Dharma Lie, H. Iwan Yulianes, beserta beberapa wartawan senior, kemudian mendirikan Surat Kabar Mediator, yang awalnya terbit mingguan.
Seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, dan dibuktikan dengan peningkatan oplah, maka ada tahun 2016, Surat Kabar Mediator meningkatkan frekuensi terbit dari sebelumnya mingguan menjadi terbit setiap hari.
Seiring tuntutan perkembangan tekhnologi informasi, Surat Kabar Harian Mediator pun tayang dengan versi online, yakni mediatornews official. Dinama, dalam struktur manajemen, Sinta menjabat sebagai Dewan Redaksi sekaligus Direktur Pemberitaan.
Keberhasilan itu, tidak terlepas dari tangan dinginnya bersama suami beserta sahabat dan rekan rekan seperjuangan. Dari sana pula, ia kemudian tergabung ke dalam Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Selain aktif diorganisasi media dan wartawan, Perempuan Kelahiran 4 April 1972 ini juga aktif diorganisasi Profesi dan kemasyarakatan (Ormas), pernah terlibat aktif di Peradi Jambi, Forum Jurnalis Perempuan (FJP) dan Forum Komunikasi Putera Puteri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI).
Satu kesan yang mendalam selama terlibat dalam kerja media maupun berorganisasi adalah, Sinta merupakan sosok yang tegas dan perfeksionis dalam bekerja.
“Beliau merupakan sosok yang perfek dalam bekerja. Semua item pekerjaan harus dicek dan ricek. Seperti berita yang hendak terbit, selain dirapatkan dalam dewan redaksi, terus kembali dicek dan dicek lagi,” ujar Alion Meisen, Pemimpin Redaksi Mediatornews Official, dengan mata berkaca kaca.
Menurutnya, selama menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, Alion mengaku tidak pernah satu beritapun yang tayang tanpa melalui proses kroscek. “Naluri seorang perempuan, tentu ingin bagus,” imbuhnya.
Selain suasana kerja, Alion juga merasakan suasana kekeluargaan yang tercipta selama bergabung dalam Keluarga Besar Mediator. “Acara apapun yang digelar Ibu Sinta kami selalu dilibatkan. Tidak jarang acara keluarga intinya pun kami dilibatkan dan diajak ikut serta dan nyaris seluruh saudara dan keponakan beliau kami kenal,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan M. Soleh, Direktur Utama Surat Kabar Mediator. Menurutnya, Sinta merupakan sosok pekerja keras dan pantang menyerah. “Dalam suasana dan kondisi apapun, tidak pernah meninggalkan tugas tugas keredaksian. Dalam kondisi sakit pun, beliau selalu ingat akan tanggungjawabnya sebagai Direktur Pemberitaan,” ujarnya.
Tidak jarang disaat sakit, Alumnus Fakultas Hukum Universitas Jambi itu, selalu berkomunikasi via whaatsaap dengan Redaksi terkait berita yang hendak dimuat atau ditayangkan.
“Disana saya lihat etos kerjanya, kendati tengah berjuang melawan sakit, tetapi masih saja berkoordinasi terkait berita. Bahkan, gara gara itu, sempat juga saya tegur,” tuturnya dengan mata berkaca kaca.
Melihat semua itu, dia mengambil kesimpulan bahwa, Sinta Apriani merupakan sosok pejuang. Tidak hanya bagi diri dan keluarganya, tetapi untuk institusinya, Surat Kabar Mediator dan tentunya bagi masyarakat pada umumnya.
“Beliau merupakan pejuang. Pejuang Surat Kabar Mediator memperjuangkan masyarakat marjinal, masyarakat lemah yang tertindas oleh kesalahan kebijakan,” ungkapnya.
Setelah semua pengabdian itu berakhir, tiba saatnya kembali kepada sumber pemberi kehidupan, Sang Khalik, Allah S.W.T. “Mari kita tengadahkan kedua tangan seraya berdo’a, semoga Allah S.W.T mengampuni seluruh perkataan dan perbuatannya selama hidup didunia, menerima segala amal ibadahnya, serta semoga ditempatkan ditempat yang terbaik disisiNYA dan meraih surgaNYA,” pintanya. (*)