DAERAHDUNIA ISLAMEKONOMINASIONAL

Jelang Idul Adha, Selain “Ngorok” Peternak Diminta Waspadai Cuaca Panas

Muara Bulian, Mediator

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari, Maram Mulia Pane mengimbau kepada para peternak untuk berjaga-jaga bila mendapati adanya tanda-tanda hewan ternak yang terkena penyakit pada musim cuaca panas ini.

“Kami mengimbau kepada masyarakat Batanghari yang mempunyai ternak sapi dan kerbau untuk segera melaporkan jika ada tanda-tanda terkena serangan penyakit,” kata Pane.

Selain itu pihaknya juga meminta kepada para peternak yang ada di daerah setempat dalam memelihara ternak nya harus berdasarkan anjuran dan arahan yang ada. Dengan mengingat kondisi cuaca sekarang minuman yang disediakan untuk ternak harus juga diperhatikan sangat baik. Namun kebanyakan cara berternak di Batanghari ini masih banyak yang diliarkan.

Sedangkan dari tim Disbunak juga telah memberikan vaksinasi dan pemberian vitamin serta pengobatan terhadap para ternak yang ada di Batanghari. Maka dari itu diharapkan dengan progres yang telah dilaksanakan dalam menghadapi cuaca panas tersebut, ternak yang telah diberikan mendapatkan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi sirkulasi cuaca panas saat ini.

“Mudah-mudahan setelah di berikan vaksin kepada hewan ternak, kedepannya tubuh ternak bisa mendapatkan kekebalan tubuh dalam menghadapi cuaca sekarang,” kata Mulya Pane.

Penyakit Ngorok

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batang Hari mendapatkan laporan ada 69 ternak yang mati akibat penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau.

“Yang mati 69 ekor, yang bisa dijual 26 dan dipotong paksa 13,” ujarnya.

Ia mengatakan penyakit ngorok ini sudah banyak menyerang di Kecamatan Batin XXIV tepatnya di Desa Jelutih. Pane menyebutkan, penyakit ngorok ini merupakan penyakit musiman.

“Penyakit musiman yang berawal dari kabupaten Sarolangun. Ternak yang terserang biasanya kami temui dibuang ke sungai,” ujarnya.

Namun, Pane mengatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir. Terlebih saat ini mendekati hari raya Idul Adha, lantaran pihaknya sudah melakukan vaksinasi dan pengobatan kepada hewan-hewan ternak yang ada di Kabupaten Batanghari.

“Kita sudah lakukan vaksinasi dan pengobatan sejak seminggu lalu. Insyaallah dalam dua hari ini tidak ada lagi laporan penyakit ini,” ujarnya.

Untuk diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Jambi memprakiraan cuaca pada dasarian I Mei hingga dasarian II Juni menjadi awal musim kemarau di Provinsi Jambi. Kemudian bulan Juli hingga Agustus diperkirakan akan menjadi puncak musim kemarau di Provinsi Jambi.

Di Kabupaten Batang Hari sendiri, BPBD Kabupaten Batang Hari juga telah mengeluarkan himbau kepada masyarakat terkait dengan cuaca ekstrem ini.

(zal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *