Omicron Sudah Masuk Jambi, Ayoo…. Perketat Prokes
Jambi, Mediator
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dr Ferry Kusnadi membenarkan hasil deteksi awal S-gene Target Failure (SGTF) dari 60 spesimen yang diujikan semuanya dinyatakan positif Covid 19 Varian Omicron.
Ferry menjelaskan, SGTF merupakan singkatan dari S-gene Target Failure, sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek atau kasus probable varian Omicron. S-gene merupakan salah satu elemen virus yang tidak ada pada varian Omicron akibat mutasi yang dialami.
“ Jika dalam sampe tes PCR (polymerase chain reaction) S-gene tidak terdeteksi, maka kemungkinan besar kasus tersebut adalah varian Omicron. Kemungkinan tersebut tetap perlu dikonfirmasi dengan seskuens genomik atau genome sequencing,” ujarnya.
Kenapa perlu dilakukan pemeriksaan SGTF jika pada akhirnya harus di-sekuens dulu untuk memastikan? Ferry menjelaskan, Varian Omicron mudah sekali menular, maka kasus probable yang terdeteksi lebih dini bisa segera diisolasi agar tidak menyebar.
“ Jika terdeksi lewat SGTF positif artinya sudah ada Probable Omicron di Jambi,” katanya.
Ia juga mengatakan untuk penanganan pasien Omicron tidak ada beda dengan pasien Covid 19 varian sebelumnya. Tetap dilakukan 3 T (Tracking, Tracing dan Testing) terlebih lagi varian ke-13 Corona ini sangat cepat penularannya walaupun tidak memiliki tingkat keparahan yang tinggi .
“ Penanganannya jika bergejala ringan, pasien bisa melakukan isolasi secara mandiri di rumah. Jika bergejala sedang dan berat bisa melakukan isolasi terpadu dan rumah sakit rujukan covid 19,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan dari 60 sampel yang telah diketahui hasilnya tersebut, kasus terbanyak Omicron ada di Kota Jambi. Saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Manap dan Rumah Sakit Bhayangkari Kota Jambi.
Saat ditanya terkait asal Omicron ini apakah dari dari luar negeri atau transmisi lokal. Ferry belum mau merinci secara detailnya. “Ini kami masih telusuri dan terus dilakukan evaluasi, jangan sampai sampel yang kita minta ke pusat nantinya bertambah lebih lagi,” ujarnya.
Ia meminta kepada semua masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan secara ketat.
“Selalu gunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, mengurangi aktifitas di luar yang tidak perlu, dan menghindari kerumuman,” imbaunya.
Terpisah, Direktur Pelayanan RSUD Raden Mathaher Jambi, dr.Dewi yang dihubungi via whatshaap mengatakan saat ini telah ada 29 orang pasien yang dinyatakan Cavid 19 Varian Omicron. “Saat ini terdata ada 29 pasien dalam perawatan kami,” ujarnya singkat.
Gubernur Al Haris juga mengungkapkan, pemerintah daerah harus terus melakukan monitoring perjalanan dan koordinasi bersama satgas terkait penanggulangan pandemi Covid-19.
“Pemerintah daerah juga terus mengoptimalisasi peran Satgas Covid-19, serta koordinasi dengan Forkopimda dalam rangka pencegahan dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang lebih ketat,” ujarnya.
Al Haris akan terus melakukan koordinasi bersama Satgas Covid-19 dan Forkopimda, melakukan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di tempat berpotensi kerumunan.
“Kami akan memberikan tindakan tegas bagi yang melanggar protokol kesehatan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, pekan lalu sudah mengingatkan seluruh Jajaran Forkopimda Provinsi dan Kab/Kota se-Indonesia bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir.
Meskipun di Tahun 2020-2021 bisa melewati gelombang demi gelombang termasuk gelombang yang terakhir gelombang varian Delta, tetapi memasuki Tahun 2022, Negara Indonesia menghadapi tantangan Varian Omicron yang penularannya lebih cepat yakni 4 kali lebih cepat dari varian Delta.
Perlu diketahui juga, untuk karakter pasien yang dirawat di Rumah Sakil untuk secara Nasional, 66% bergejala ringan dan tanpa gejala, 93% tanpa pengorbit dan 7% dengan komorbid.
“Oleh sebab itu, yang ringan sama yang tanpa gejala prioritaskan yang untuk isoman dan Rumah Sakit hanya diperuntukan yang sedang sama yang berat dan kritis. Manajemen ini harus kita siapkan. Tidak semuanya masuk Rumah Sakit”, tambahnya.
Sementara itu, karakter vasien yang meninggal pada kasus omicron, yakni 69% belum vaksin lengkap artinya vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian omicron untuk menekan angka kematian.
“Percepatan vaksinasi, capaian vaksina sangat menentukan. Ini agar Bupati/ Wali Kota dan Gubernur melihat Kota dan Kabupaten mana yang masih dibawah 70%. Saya minta Panglima TNI, Kapolri, Kabin, BKKBN dan seluruh jajarannya Pangdam, kapolda, Kapolres, Dandim, Danrem, semuanya melihat angka-angka ini agar dipercepat vaksinasinya utamanya untuk lansia. Yang diluar Jawa-Bali juga agar dilihat terutama untuk dosis 2 dan dosis 2 untuk lansia agar dipercepat”, ungkap Jokowi. (dra/ags)
