Wabup Hadiri Seminar Nasional Batanghari Dulu, Kini dan Nanti
Muara Bulian, Mediator
Wakil Bupati Batang Hari H. Bakhtiar,SP menghadiri sekaligus mengikuti Acara Pembukaan Seminar Nasional Batang Hari Dulu, Kini dan Nanti, yang merupakan salah satu Rangkaian Kenduri Swarnabhumi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI bertempat di Swiss Bell Hotel Kota Jambi, Kamis (21/07/2022).
Gubernur Jambi Dr.H.Al Haris,S.Sos.,M.H., memberikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) yang telah memprakarsai Seminar Nasional Batanghari “Dulu, Kini, dan Nanti,” sebagai puncak perjalanan menjejaki kembali Kejayaan Peradaban Batanghari, melalui kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari.
Al Haris juga memberikan apresiasi kepada seluruh peserta ekspedisi dan seminar nasional yang berasal dari berbagai kalangan, yaitu peneliti, akademisi, mahasiswa dan komunitas budaya, yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Al Haris menuturkan, kegiatan seminar nasional ini akan menjadi refleksi dan masukan bagi para pemangku kepentingan bersama seluruh pihak terkait, dalam mengambil langkah dan perumusan kebijakan terkait Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, kebijakan penjagaan kebudayaan sepanjang Sungai Batanghari, serta menentukan berbagai upaya penting untuk menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) dan ekosistem Sungai Batanghari kini dan kedepannya.
Al Haris menerangkan, aliran Sungai Batanghari bermula dari Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya di Provinsi Sumatera Barat dan selanjutnya sungai ini mulai mengalir di Provinsi Jambi melewati Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur Sumatera dekat Muara Sabak.
“Salah satu kawasan bersejarah dengan jejak-jejak peradaban yang harus dilestarikan berada di kawasan Sungai Batanghari adalah Cagar Budaya Nasional Muarojambi, dimana telah menjadi saksi sejarah kejayaan pusat pendidikan terbesar di Asia pada abad ke-7,” terang Al Haris.
Ia berharap berbagai temuan dan data yang dikumpulkan, baik dari sisi historis, arkeologi, hingga isu sosial dan isu lingkungan, dapat menjadi bahan perumusan kebijakan pemecahan masalah perlindungan dan penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, selanjutnya akan menjadi payung hukum yang kuat dalam rangka eksistensi KCBN Muaro Jambi sebagai warisan budaya dunia.
Al Haris mengungkapkan, sepanjang aliran Sungai Batanghari banyak menyimpan potensi keunggulan yang dapat mengangkat ekonomi masyarakat, tidak hanya melalui sumber daya alam, namun juga melalui wisata tradisi dan budaya tanpa menggeser identitas khas masyarakat Sungai Batanghari, serta yang paling penting adalah terjaga Daerah Aliran Sungai Batanghari beserta ekosistemnya demi generasi selanjutnya.
(zal)
