DAERAHSERBA-SERBI

TBJ Akan Luncurkan Biografi Fauzi Z “Anak Batanghari”, Meastro Perupa Jambi

Jambi, Mediator

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) akan meluncurkan biografi “Anak Batanghari” untuk Meastro Perupa Jambi, Fauzi Zubir.

“Peluncuran buku biografi “Anak Batanghari” untuk Meastro Perupa Jambi, Fauzi Z ini akan dilaksanakan di Gedung Teater Arena TBJ, Senin (19/12/2022) ini,” ujar Kepala UPTD Taman Budaya Jambi, Eri Argawan,SE.

Eri menambahkan, kegiatan launching ini juga akan dirangkai dengan pertunjukan musikalisasi dan pengolahan musik Arakan Sahur oleh Komunitas GOong SenDja garapan Andhika Maulida, S.Sn.

Ia menuturkan, biografi ini mengupas kehidupan serta karya-karya besar Fauzi Z, sang Mastro perupa Jambi kelahiran di Bajubang Jambi 27 November 1953. Kegiatan melukis dimulai sejak tahun 1971 ketika menjalani pendidikan di SSRI Padang. Setelah tamat Fauzi Z mendalami pendidikan melukisnya di STSRI – ASRI Yogyakarta tahun 1976.

“Selain kegiatan melukis Fauzi juga terampil di bidang grafis komunikasi. Berkat keterampilan ini beliau tidak mengalami kesulitan menjadi seorang guru seni rupa di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan SLTA. Bahkan semenjak tahun 1919 juga aktif mengajar seni rupa di perguruan tinggi IAIN Sultan Thaha Saifudin Jambi dan PGTK Alif Jambi,” jelasnya.

Ia menambahkan, karya-karya lukis Fauzi bergaya impresionisme. Dalam pergaulan sehari-hari Fauzi dikenal oleh rekan-rekannya sebagai orang yang luas dan sederhana tetapi pada konsepsi berkesenian dia sangat kokoh konsisten dalam prinsip kekaryaannya itu sebabnya Fauzi terus melangkah menapaki profesinya sebagai perupa Jambi,” pungkasnya.

Untuk diketahui buku ini ditulis oleh Suwandi, penulis buku dan seniman yang keseharaiannya bekerja sebagai jurnalis Kompas dengan spesialis liputan tentang Hak Azazi Manusia (HAM), kejahatan lingkungan, perdagangan manusia dan satwa serta tentang sejarah dan kebudayaan.

Pria kelahiran Tahun 1989 ini mengungkap, adat Minangkabau dan budaya modern Eropa telah membentuk diri Fauzi. Peleburan dua budaya membuat dia terbuka secara pemikiran dan pergaulan namun kokoh dalam gagasan kekaryaan.

“Pantang menyerah dengan keadaan. Penolong sesama teman. Di dunia seni rupa dan keluarga Fauzi adalah pohon gendang di tengah negeri, daunnya rimbun tempat berteduh, dahannya kuat tempat bergantung, batangnya lebar tempat bersandar dan akarnya kua tempat mencari selamat,” ujar Wendy, bisa ia disapa, menggambarkan sosok sang maestro.

Diakuinya, kelahiran buku biografi Fauzi Zubir bertajuk “Anak Batanghari” cukup lama, membutuhkan waktu 10 tahun.

“Lamanya membuat buku ini karena ditulis perlahan-lahan sampai semuanya matang. Pengendapan dan peristiwa-peristiwa masa lalu untuk perasaan dan simpul-simpul pikiran Sang Maestro,” ujarnya.

(*/tsa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *