DAERAHEKONOMI

Cabai Masih Jadi Penyebab Inflasi di Jambi

Juni 2022, Kota Jambi 1,55 Persen dan Kota Muara Bungo 1,43 persen

Jambi, Mediator

Pada Juni 2022, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 1,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,04 dan Kota Muara Bungo inflasi sebesar 1,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,96.

“Inflasi Kota Jambi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada enam kelompok pengeluaran. Hal serupa juga terjadi pada inflasi Kota Muara Bungo yang terbentuk karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran barang dan jasa,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Agus Sudibyo, M.Stat, dalam siaran persnya secara virtua melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (01/07/2022).

Agus menjelaskan, Inflasi Kota Jambi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 5,04 persen; kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,32 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,92 persen; kelompok Pendidikan sebesar 0,16 persen; kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 0,17 persen; dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,09 persen.

“Dalam pembentukan inflasi Kota Jambi sebesar 1,55 persen, andil terbesar dan sangat dominan berasal dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,5727 persen,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi Kota Jambi bulan Juni 2022 antara lain: cabai merah sebesar 1,1988 persen; cabai rawit sebesar 0,1564 persen; bawang merah sebesar 0,1362 persen; telur ayam ras sebesar 0,1185 persen; ikan asin teri sebesar 0,0581 persen; jeruk sebesar 0,0469; cabai hijau sebesar 0,0416 persen; bayam sebesar 0,0409 persen; kangkung sebesar 0,0363 persen; dan kol putih/kubis sebesar 0,0346.

Hal serupa terjadi pada inflasi Kota Muara Bungo yang juga terbentuk karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 4,73 persen; kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,06 persen; kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,43 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,32 persen; kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,20 persen; kelompok Pendidikan sebesar 0,14 persen; dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,43 persen.

“Dalam pembentukan inflasi Kota Muara Bungo sebesar 1,43 persen, andil terbesar dan sangat dominan berasal dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,5370 persen,” ujarnya.

Komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi Kota Muara Bungo Bulan Juni 2022 adalah cabai merah sebesar 1,8099 persen; bawang merah sebesar 0,2483 persen; cabai rawit sebesar 0,0809 persen; rokok kretek filter sebesar 0,0772 persen; telur ayam ras sebesar 0,0311 persen; ikan serai sebesar 0,0272 persen; terong sebesar 0,0223 persen; besi beton sebesar 0,0199 persen; kopi bubuk sebesar 0,0165 persen; dan biaya jaringan saluran TV sebesar 0,0156 persen.

Laju inflasi tahun kalender dan year on year Kota Jambi pada bulan ini masing-masing sebesar 5,59 persen dan 6,94 persen. Sedangkan laju inflasi tahun kalender dan year on year Kota Muara Bungo masing-masing sebesar 5,82 persen dan 7,63 persen.

Inflasi gabungan Kota Jambi dan Kota Muara Bungo pada Juni 2022 sebesar 1,53 persen. Laju inflasi tahun kalender dan year on year gabungan dua kota IHK pada bulan ini masing-masing sebesar 5,62 persen dan 7,01 persen.

Dari 24 kota IHK di Sumatera, 22 kota mengalami inflasi dan dua kota deflasi. Inflasi tertinggi se-Sumatera terjadi di Kota Gunung Sitoli sebesar 2,72 persen dengan IHK sebesar 113,64 dan terendah di Kota Lhokseumawe sebesar 0,45 persen dengan IHK sebesar 112,79. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,22 persen dengan IHK sebesar 111,75.

Dari 90 kota IHK se-Indonesia, sebanyak 85 kota mengalami inflasi dan lima kota lainnya deflasi. Secara Nasional, inflasi tertinggi juga terjadi di Kota Gunung Sitoli sebesar 2,72 persen dengan IHK sebesar 113,64 dan terendah di Kota Pontianak sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 111,11.

“Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,61 persen dengan IHK sebesar 111,45 dan terendah di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 115,97,” pungkasnya.

(izt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *