Kadisbudpar Buka Peluncuran Buku Biografi Fauzi Z
• Anak Batanghari, Maestro Perupa Jambi
Jambi, Mediator
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Drs M Arif Budiman, MH, secara resmi membuka peluncuran Buku Biografi Fauzi Z “Anak Batanghari”, Meastro Perupa Jambi, bertempat di Gedung Teater Arena Taman Budaya Jambi (TBJ), Senin (19/12/2022).
Arif Budiman dalam sambutannya, mengungkapkan salah satu kelemahan sulitnya mendapatkan informasi baik kisah perjuangan, sejarah dan kebudayaan di Jambi adalah minimnya pencatatan, baik dalam bentuk buku maupun film dokumenter.

“Salah satu kelemahan kita adalah kurangnya mencatat dan mendokumentasikan sejarah-sejarah perjuangan, sejarah bernegara dan berbudaya. Melalui pencatatan dalam bentuk buku ini, diharapkan kedepannya bisa menjadi catatan penting bagi generasi muda kedepan untuk mengetahui jejak perjuangan dari orang-orang yang sudah meastro sekaligus menjadi inspirasinya di masa depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga, Arif Budiman menyampaikan apresiasi kepada penulis buku “Anak Batanghari” Fauzi Z, Wendi dan kawan-kawan untuk mencatatkan perjalanan kisah panjang yang dikemas dalam bentuk buku biografi tentang kisah hidup serta perjuangan panjang Fauzi Z, dalam meniti kesuksesan hingga menjadi meastro perupa Jambi.

“ Profesionalitas dan kisah perjuangan hidup beliau bisa menjadi catatan terutama genarasi muda yang ingin mendapatkan informasi sekaligus menjadi inspirasi bagi perupa-perupa Jambi muda ke depannya,” ujarnya.
Ia berharap dengan adanya diskusi terkiat biografi Fauzi ini akan ada sumbang saran untuk perbaikan buku agar kedepannya lebih sempurna, sehingga bisa menjadi bahan pelajaran di sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Jambi.
“Mudah-mudahan dengan terbtinya buku ini bisa menjadi sumbangsih bagi generasi muda kedepannya,” harapnya.
Dalam kesempatan itu Arif mengajak para budayawan dan seniman untuk sama-sama membangun dan memfungsikan Taman Budaya Jambi (TBJ) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
“Ke depan, Disbudpar akan memfasalitasi sesuai dengan kemampuan yang ada, menyentuh objek kebudayaan secara bertahap. Mulai dari buku dan dokumentasi lainnya. Banyak hal telah dilakukan kawan-kawan di TBJ, namun ini belum seperti diharapkan, kegiatan masih ada yang perlu dibaiki, dibenahi, sebgai bahan evaluasi untuk kebaikkan ke depan,” ujarnya.
Penulis biografi Fauzi Z, Suwandi Wendy, menuturkan kelahiran buku bertajuk “Anak Batanghari” cukup lama, membutuhkan waktu hingga 10 tahun.
“Lamanya membuat buku ini karena ditulis perlahan-lahan sampai semuanya matang. Pengendapan dan peristiwa-peristiwa masa lalu untuk perasaan dan simpul-simpul pikiran Sang Maestro,” ujarnya.
Pria kelahiran Tahun 1989 ini mengungkap, adat Minangkabau dan budaya modern Eropa telah membentuk diri Fauzi. Peleburan dua budaya membuat dia terbuka secara pemikiran dan pergaulan namun kokoh dalam gagasan kekaryaan.
“Pantang menyerah dengan keadaan. Penolong sesama teman. Di dunia seni rupa dan keluarga Fauzi adalah pohon gendang di tengah negeri, daunnya rimbun tempat berteduh, dahannya kuat tempat bergantung, batangnya lebar tempat bersandar dan akarnya kua tempat mencari selamat,” ujar Wendy, bisa ia disapa, menggambarkan sosok sang maestro.
Penulis buku dan seniman yang keseharaiannya bekerja sebagai jurnalis Kompas dengan spesialis liputan tentang Hak Azazi Manusia (HAM), kejahatan lingkungan, perdagangan manusia dan satwa serta tentang sejarah dan kebudayaan, mengungkap cukup lama mengenal sang meastro perupa ini.
Di mulai dengan belajar melukis di rumah Pak Wo, biasa Fauzi disapa, hingga melihat dan mendengar kisah dari mulai mengenal lukisan hingga puncak. Buku ini, kata dia, hanya permukaan, hanya menggambarkan puncak-puncak baik puncak ketakutan, kesusahan, dan juga kebahagiaan, Bagaimana Fauzi berjuang, bertahan hidup, bersemendo dengan orang-orang hebat, itu lah Ia digambarkan dalam buku biografi ini.
“ Saya hanya fokus pada diri pribadi sebagai pelukus dan juga bagaimana beliau menelorkan pelukis baru. Buku ini tidak sempurna, semoga bisa menjadi motivasi dan menginspirasi,” ujarnya.
Peluncuran buku yang dihadiri para kepala sekolah dan guru se Kota Jambi, ASN Kantor Bahasa, budayawan dan seniman ini juga dirangkai dengan pertunjukan musikalisasi dan pengolahan musik Arakan Sahur oleh Komunitas GOong SenDja garapan Andhika Maulida, S.Sn.
(ang)
