Sungai Batanghari Riwayatmu Kini ……
Sungai Batanghari (BTH), merupakan sungai terpanjang di Sumatera yakni sepanjang 870 km. Berhulu di Darmasraya (Sumbar) dan Riau. Diantaranys 76% berada di Provinsi Jambi. Melintasi kabupaten Bungo, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi. Serta bermuara di laut pantai timur Tanjab Timur (TT).
SBTH memiliki historis luar biasa bagi masyarat Jambi. Sejak Abad ke 7 sudah menjadi peradaban jalur perdagangan, pertahanan, sejarah dan lain sebagainya. Permukaan air Sungai Batanghari bersih, bening dan sejuk sampai tahun 1980-an. Sekarang ? Sungai kebanggaan masyarakat Jambi, kini dalam kondisi tercemar.

Berangkat dari keprihatinan itu, Gubernur Jambi Dr.H.Al Haris,S.Sos.,M.H., mengambil lokasi di tepian Sungai BTH di kawasan Tanggo Rajo, Rabu (02/03/2022) mencanangkan program Sungai Batanghari Bersih tahun 2022.
Pencanangan kali ini. Tampak mantap dan lebih serius. Sebab tak hanya dihadiri OPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jambi, acara ini turut dihadiri Direktur Pengendalian Pencemaran Air Kementerian LH dan Kehutanan, para bupati/walikota se Propinsi Jambi. Yang daerahnya dilintasi Sungai BTH, kepala daerah ini sekaligus meneken kesepakan/MoU bersungguh-sungguh melaksanan program SBTH- bersih di daerah masing- masing. Penyelamatan Sungai Batanghari digiatkan kembali. Semoga berkesinambungan. Tidak angek-angek tahi ayam. He…he…he
Pencangan SBTH Bersih, merupakan kedua kalinya. Pernah dilaksanakan semasa Gubernur Hasan Basri Agus (HBA). Karena penggagasnya memang HBA sendiri. Saat itu Gubernur HBA berkenan terjun langsung goro membersihkan bantaran sungai di kawasan Ancol. Berendam masuk sungai. Merunduk-runduk mutik (mengambil,red) sampah di bawah bangunan WTC. Serta “perang” menghapus keberadaan jamban milik warga yang berfungsi sebagai MCK di kawasan Ancol hingga pinggiran Sungai Sijenjang.
Sayangnya kegiatan tak berlanjut di masa pemerintahan mantan Gubernur Zumi Zola. Tidak jelas alasan mengapa. Ditambah kesandung kasus suap ketok palu APBD dan gratifikasi, Zola tambah tak kenal dengan program SBTH Bersih. Gubernur PAW, H Fachrori Umar juga demikian. Tidak ada aksen oleh beliau selama menjabat selama 2,5 tahun. Mungkin faktor umur. Makanya takut dan malas berdingin-dingin kena air. He..he…he..
Semua pihak harus mendukung penyelamatan sungai BTH. Mulai bagian hulu sampai ke hilir. Sekalipun kasus pencemarn sungai belum parah. Baru kategori: Tercemar ringan. Jelas hal ini tidak bisa dianggap remeh. Langkah dan upaya penelamatan harus dimulai dari sekarang.
Indek kualutas air berada pada level 48,98 prosen, kata Hj Sri Argunaini-Kadis Lingkungan Hidup (LH) Provinsi Jambi melaporkan.
Air sungai BTH juga sumber air baku bagi PDAM Tirta Mayang. Semua warga kota Jambi minum air sungai Batanghari, termasuk Gubernur Haris. Karenanya sungai ini harus diselamatkan. Jika tidak, kita akan disalahkan anak cucu. Kelak kita akan mereka sebut orang tak peduli lingkungan, beber Gubernur Haris ngasih tahu. Bahayo nean……
Wagub disertai sejumlah kepala OPD dan masysarakat setempat goro membersihkan aliran sungai kecil/kanal. Serta menanam pohon pelindung jenis Ketapang dan pohom Salam. Buah salam bisa sebagai bahan baku pebuatan obat herbal.
Waga Kampung Baru dan Lorong Ampera kawasan Broni dan sekitarnya di era 80-an. Kesulitan air. Tatkala musim kemarau tiba. Warga di situ ramai-ramai. pake perahu ngambil air ke Sungai BTH pada malan hari sekitaran pukul 21.00 Wib. Air diambek pake wadah jerigen di kawasan Pulau Padan sekitaran Intek PDAM Tirta Mayang.
Hebatnya, air sungai saking beningnya saat itu. Ada yang berani minum langsung dicidok dengan tangan. Tampa dimasak lebih dulu. Hi hi…..
Beda nean keadaan sekarang. Usahkan meminun. Megang nyo bee, achh!….ngeri.
Keruh, kuning. Po lagi musem kemarau. Keruh mirip air kubangan kebau. Malah lebih jernih lagi aek kubang kebau di Mersam. Atau Sarolangun, kampungnyo Pak HBA. Aiih..aihh….
Apo pasal kayak tu? Akibat pencemaran nan semakin tinggi. Yo limbah pabrik banyak berdiri di sepanjang alian sungai. Iya akibat usaha PETI, yang terus marak di daerah hulu, seperti Sarolangun, Merangin, Kerinci, Bungo dan Kabupaten Tebo. Yang sukar diatasi hingga sekarang. Serta kerusakan hutan akibat pembalakan aksi pencurian kayu liar di era tahun 70 – 80 an.
Permukaan sungai BTH, butek. Juga pernah jadi perhatian Pak Jusuf Kalla saat Wapres kemaren. Ketika meresmikan jembatan Gentala Arasy di kawasan Ancol. Ketua PMI pusat ini mengingatkan Gubernur HBA. Harus serius mengatasi persoalan sungai BTH yang butek dan keruh. Terlebih lagi bila ingin dijadikan sebagai wisata sungai. Wisata sungai airnya mesti jernih. “Upayakan airnya bersih dulu”, bilang Pak Jusuf memberi tahu ketika itu. Yo jugo yo!! ( TASMAN )